halaman

My Time

my conversation on twiiter

Rabu, 14 Maret 2012




STUDY KASUS ELASTISITAS
(elastisitas pendapatan)

         DOSEN:  KHOIRUL UMAM.SE


NAMA KELOMPOK :

RIMA ARDHANY N.               316.111.020
RISKA MERYLIA P.                316.111.021
RISKA FAUZIAH                     316.111.022
ROCHI RAMADHAN              316.111.023
SETYOWATI                            316.111.024
SITI NURCHASANAH            316.111.025
SURYA ATMAJAYA               316.111.026
TAUFIK HIDAYAT                  316.111.027


SEBAGAI TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO
STIE MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
MANAJEMEN 2011



KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah serta Inayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “ ELASTISITAS PENDAPATAN “.

Dengan terselesaikan  tugas ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami baik secara moral dan materil.

Semoga tugas kami dapat bermanfaat  untuk semua pihak  dan khususnya untuk kami sendiri, untuk menyempurnakan makalah ini kami menerima kritik dan saran dari semua pihak.









DAFTAR ISI
                                          
Kata pengantar………................................................................................1
Daftar isi …………………………………………………………………………2
Bab I………………………………………………………………………..…….3
        1.1 Latar belakang…………………...…………………………………..4
          1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….……….5
Bab II………………………………………………………………………………………..…..6
          Pembahasan……………………………………………………..……………………6
Bab III……………………………………………………………………….…………………..7
          Kesimpulan……………………………………………………………………….……7
          Saran……………………………………………………………………………….…..7
Daftar pustaka………………………………………………………………………….……..8










BAB 1

1.1    Latar BelakangBottom of Form
Tingkat Belanja Warga Luar Jawa Siap Naik
Penelitian yang lakukan Credit Sussie Limited akan pasar emerging consumer, menujukkan tingkat konsumsi Indonesia, khususnya masyarakat non-Jawa akan meningkat seiring dengan penetrasi yang dilakukan oleh pelaku industri. Hal ini berdampak pada porsi konsumsi atau tingkat belanja yang meningkat atas pendapatan masyarakat yang tinggal di pulau non Jawa akan meningkat

Demikian disampaikan Vice President Equity Research Credit Suisse Securities, Teddy Oetomo dalam press confrence di kantornya, Gedung Sampoerna Strategic Partner, Jalan Dr. Satrio Jakarta, Senin (17/1/2011).

"Penetrasi pasar masih tinggi di luar Jawa, karena di sana tingkat saving-nya tinggi sedangkan konsumsinya rendah. Pendapatan rata-rata mereka juga jauh lebih tinggi," paparnya.

Menurutnya, pendapatan rata-rata penduduk Jawa adalah 2,4 juta per bulan. Ini lebih rendah dari pada luar Jawa yang mencapai 2,84 juta per bulan. Meski pendapatan lebih tinggi, survei membuktikan tingkat konsumsi mereka jauh lebih rendah dibandingkan pulau Jawa.

Tingkat konsumsi yang rendah bukan karena tingkat permintaan yang kurang. Namun lebih karena penetrasi pasar yang dilakukan pelaku industri masih sangat rendah. Ke depan dengan ekspektasi ekonomi tumbuh, dengan didorong oleh peningkatan infrastruktur, maka tingkat konsumsi masyarakat non Jawa pun akan meningkat.

"Tingkat saving (masyarakat) Jawa secara rata-rata 0,24 juta per bulan, dan non Jawa 0,52 juta per bulan. Berarti konsumsi mereka kan lebih rendah, dan belum tentu kecil, dia tidak mampu. Namun lebih ke penetrasi saja yang kurang," paparnya.

Yang menjadi sorotan lebih atas survei tersebut, yaitu sebagian besar anggaran rumah tangga di Indonesia dominan oleh pengeluaran makanan atau setara dengan 29% dari total penghasilan. Hal tersebut mencerminkan dari tingkat pendapatan abosolut yang lebih rendah di Indonesia.

"Namun demikian hasil survei menunjukkan bahwa rumah tangga-rumah tangga ini optimis seiring dengan positifnya pertumbuhan pendapatan riil hingga 12 bulan ke depan," jelas hasil servei Credit Suisse.

Tingkat pengeluaran pun mengalami tren naik. Ini menunjukkan permintaan yang relatif kuat dan berkelanjutan terhadap kebutuahn pokok. Namun ada beberapa tanda tipe konsumsi yang lebih luas berkembang, mengingat adanya dukungan dari pertumbuhan pendapatan riil yang positif.



"Kepemilikan properti dan kendaraan sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain dalam survei ini. Namun rumah tangga dengan penghasilan lebih tinggi memiliki keinginan membeli yang kuat. Hampir 1/4 rumah tangga dalam survei mengatakan bahwa mereka berencana untuk membeli rumah dalam waktu 2 tahun ke depan. Hampir 1/2 dari mereka yang berpendapatan tinggi berniat untuk menggantikan kendaraan roda dua mereka," ucapnya.



Emerging Consumer Survey merupakan pertama kali di rilis, dengan membahas profil pengeluaran di 4 pasa inti Bazil, Rusia, India dan China, serta Mesir, Indonesia, serta Arab Saudi. Secara keseluruhan konsumen dalam survei ini mewakili 3 miliar dari populasi dunia yang tinggal di negara-negara dengan total GDP mereka lebih dari US$ 10 triliun.



Sumber: detikcom




                                                                     



1.2 Rumusan masalah

Dengan berkembang pesatnya persaingan bisnis saat ini, maka terjadilah persaingan antara pengusaha/perusahaan yang semakin ketat sehingga muncullah berbagai spekulasi terhadap elastisitas pendapatan, antara lain:
v  Apa itu Elastisitas pendapatan?
v  Apa itu efek pendapatan?
v  Mengapa Perbandingan tingkat pendapatan dan  tingkat konsumsi masyarakat luar jawa dengan masyarakat jawa, yang dilakukan penelitian Credit Sussie Limited menujukkan tingkat konsumsi Indonesia,?
v  Bagaimana Rumus umum Hubungan antara koefisien elastisitas pendapatan dengan jenis barang?















BAB II

PEMBAHASAN
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Apa itu Elastisitas Pendapatan?
                  Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.

Elastisitas pendapatan adalah ukuran respon perubahan harga terhadap pendapatan, menurut ceteris paribus. Elastisitas pendapatan ditetapkan pada suatu titik dalam fungsi yang besarnya bervariasi sepanjang kurva. Elastisitas pendapatan untuk pangan secara agregat, sebagaimana banyak produk makanan individual diasumsikan menurun seiring meningkatnya pendapatan.



Dalam banyak kasus, nilai koefisien pendapatan adalah positif. Hal ini konsisten dengan gagasan bahwa pendapatan meningkatkan konsumsi berbagai jenis produk, demikian pula sebaliknya. Hanya ada sedikit komoditi yang memiliki nilai elastisitas pendapatan negatif. Dan karena elastisitas pendapatan seringkali digunakan untuk memproyeksikan permintaan komoditi spesifik, sementara nilai elastisitas itu sendiri dapat berubah seiring peningkatan pendapatan.




Apa Efek Pendapatan?

          Dalam konteks teori ekonomi, efek pendapatan adalah perubahan pendapatan individu atau ekonomi dan bagaimana perubahan yang akan berdampak pada kuantitas yang diminta dari sebuah barang atau jasa. Hubungan antara pendapatan dan kuantitas yang diminta adalah yang positif, seperti meningkatkan pendapatan, demikian juga jumlah barang dan jasa yang diminta.
        
          Ada faktor-faktor selain harga yang mempengaruhi permintaan produk. Elastisitas pendapatan dari permintaan dihitung sebagai perubahan persen dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan perubahan persen dalam pendapatan, ceteris paribus.
          Ada dua kemungkinan hubungan. Jika permintaan meningkat ketika pendapatan meningkat, elastisitas adalah positif dan baik adalah normal. Jika permintaan menurun ketika meningkatkan pendapatan, elastisitas adalah negatif dan baik adalah rendah.
          Pengaruh utama pada elastisitas pendapatan dari permintaan adalah apakah yang baik adalah sebuah kemewahan atau kebutuhan. Ketika barang mewah, elastisitas biasanya sangat positif (lebih besar dari satu). Ketika barang kebutuhan, elastisitas biasanya lebih rendah (kurang dari satu). Ketika barang-barang yang sangat dasar, mereka bahkan dapat lebih rendah (kurang dari nol), seperti permintaan yang jatuh ketika pendapatan naik.
Bagaimana Rumus umum dan Hubungan antara koefisien elastisitas pendapatan dengan jenis barang ???
Rumus Umum
Pada Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of demand) memiliki bentuk rumus umum yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan :
Eh = Elastisitas harga Permintaan
Q = Jumlah barang yang diminta
Y = Harga barang yang dimaksud
Δ = Tanda perubahan (Delta) atau hasil penggabungan
Hasil akhir dari rumus umum elastisitas tersebut memberikan beberapa kemungkinan yaitu:
- Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta
- Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
- Jika pendapatan naik; jika Em <>in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Maka dapat disimpulkan dari ketiga kemungkinan tersebut bahwa naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Hubungan antara koefisien elastisitas pendapatan dengan jenis barang
  1. Jika Ei bernilai positif berarti barang normal
  2. Jika Ei bernilai negatif berarti barang inferior
  3. Jika Ei bernilai posisif dibawah satu berarti barang kebutuhan pokok
  4. Jika Ei bernilai posisif di atas satu berarti barang mewah

Perbandingan tingkat pendapatan dan  tingkat konsumsi masyarakat luar jawa dengan masyarakat jawa, Penelitian yang dilakukan Credit Sussie Limited akan pasar emerging consumer, menujukkan tingkat konsumsi Indonesia,?

"Penetrasi pasar masih tinggi di luar Jawa, karena di sana tingkat saving-nya tinggi sedangkan konsumsinya rendah. Pendapatan rata-rata mereka juga jauh lebih tinggi," paparnya.

Menurutnya, pendapatan rata-rata penduduk Jawa adalah 2,4 juta per bulan. Ini lebih rendah dari pada luar Jawa yang mencapai 2,84 juta per bulan. Meski pendapatan lebih tinggi, survei membuktikan tingkat konsumsi mereka jauh lebih rendah dibandingkan pulau Jawa.

Tingkat konsumsi yang rendah bukan karena tingkat permintaan yang kurang. Namun lebih karena penetrasi pasar yang dilakukan pelaku industri masih sangat rendah. Ke depan dengan ekspektasi ekonomi tumbuh, dengan didorong oleh peningkatan infrastruktur, maka tingkat konsumsi masyarakat non Jawa pun akan meningkat.










Kesimpulan
Jadi  dikatakan elastisitas pendapatan masyarakat dan tingkat konsumsi masyarakat di pulau jawa dan diluar jawa dapat mempengaruhi elastisitas pendapatan masyarakat,dengan demikian masyarakat di luar jawa lebih rendah dari masyarakat pulau jawa,
Dan elastisitas pendapatan juga di pengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah sbb :

a)   Faktor – Faktor Ekonomi
b) Faktor Demografi ( kependudukan )
     c) Faktor Non Ekonomi Top of Form

Bottom of Form